Powered By Blogger

Minggu, 24 April 2011

Makalah Gembira Loka

LEMBAR PENGESAHAN



Laporan Studi Lapangan Ini Telah Disetujui dan Disyahkan Oleh
Tim Pembimbing Penulisan Laporan Hasil Studi Lapangan
SMA Negeri 1 Mangunjaya



Hari : ………………….
Tanggal : …………………..







Wali Kelas




KURNIADI, S.Pd.
NIP. 197608192008011002

Guru Pembimbing




FATKHURROHMAN, S.Pd.
NIP.19661112 199601 1 001





Mengetahui
Kepala SMAN 1 Mangunjaya




Drs. EMAN HERMAWAN, M.Pd.
NIP. 1960408 198603 1 022

ABSTRAK


Untuk menambah wawasan Ilmu Pengetahuan, kami mengadakan penelitian yang dikerjakan secara ilmiah yaitu studi lapangan, kemudian dituangkan dalam laporan studi lapangan yang memuat masalah-masalah yang diteliti mengenai keberadaan spesies-spesies yang ada di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta.
Pada dasarnya Kebun Raya dan Kebun Bintang Gembira Loka merupakan salah satu tempat untuk melestarikan dan memelihara guna mempertahankan hidup para hewan yang sudah hampir punah.
Jenis-jenis Spesies yang ada di Gembira Loka yaitu Mamalia, Reptilia, Aves, dan Pisces, dari masing-masing jenis spesies mempunyai perbedaan bentuk, makanan, habitat, dan perawatan masing-masing. Sehingga Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka merupakan salah satu obyek yang digunakan untuk penelitian, pendidikan, dan rekreasi bagi semua kalangan.
Penelitian ini bertujuan agar kita mengetahui jenis-jenis Mamalia, Aves, Pisces, dan Reptilia apa saja yang ada di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka. Setalah kami mengkaji dan melaksanakan observasi di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka, hasilnya menurut kami sangat memuaskan karena, kondisi Kebun Raya dan Kebun Binatang yang cukup tua sehingga sudah sangat berpengalaman dalam melayani para pengunjung dan memelihara fasilitas dan para satwa yang ada di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka.
Berbagai jenis spesies-spesies yang ada di gembira loka yaitu terdiri dari Spesies Mamalia, Aves, Reptilia, dan Pisces. Masing-masing spesies mempunyai ciri dan tingkah laku yang berbeda-beda. Melihat dari ciri dan tingkah laku yang ada di masing-masing spesies, maka jenis makanannya pun bebeda mulai dari biji-bijian yang dimakan oleh Aves, Daging dimakan oleh Reptilia, makanan kecil atau makanan buatan yang dimakan oleh Pisces, dedaunan dan rumput hijaun dimakan oleh Mamalia. Tetapi, tidak semu jenis spesies-spesies hanya memakan satu makanan saja melainkan banyak sekali makanan yang dimakan.
Tingkat perkembangbiakan dari masing-masing spesies rata-rata dilakukan secara seksual atau secara kawin, karena banyak hewan yang melakukan hubungan seksual saat kawin. Jumlah anak yang dilahirkan dari masing-masing spesies berbeda-beda tergantung dari jenis spesies tersebut. Contohnya burung, burung bisa menetaskan anak lebih dari 3, sedangkan gajah hanya bisa melahirkan satu ekor anak saja.
Kulit ataupun bulu dari masing-masing spesies bervariasi ada yang dari bulu, kulit, sisik tergantung spesies tersebut. Contoh burung penutup badannya bulu, sedangkan ikan penutup badannya sirip.
Di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka hewan yang ada di dalamnya sangat bervaraisi sekali dan juga ada yang didatangkan dari luar negeri.
Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka selain melindungi dan melestarikan species-spesies juga melindungi dan melestarikan hewan-hewan lain yang sudah diambang kepunahan.

KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan berkah dan karunia-Nya, atas ridho-Nya sehingga kita dapat menyusun Makalah ini untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti UAS dan UN di SMAN 1 Mangunjaya tahun 2011.
Makalah ini kami susun dengan tujuan dapat membantu kami mendalami dan memahami keberadaan kebun binatang gembira loka yang ada di wilayah Yogyakarta, dan untuk menambah wawasan kepada para siswa, supaya terlatih serta berpikir kritis, analisis dan sistematis.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan karya tulis ini, terutama kepada :
1. Bapak Drs. Eman Hermawan, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Mangunjaya.
2. Bapak Kurniadi, S.Pd. selaku Wali Kelas XI IPA 3 yang telah memberikan kesempatan kepada kami dalam pembuatan Makalah ini.
3. Bapak Fatkhurrohman, S.Pd, selaku Pembimbing yang telah memberikan motivasi dan mengoreksi karya tulis ini.
4. Ibu Dra. Sukatini, selaku guru Bahasa Indonesia kelas XI
5. Kepada panitia studi lapangan yang telah senantiasa membantu dan membimbing dalam proses penelitian.
6. Rekan-rekan senasib seperjuangan di SMA Negeri 1 Mangunjaya ini yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.
Dan kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak, dan bukanlah gading kalau tidak retak. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan waktu dan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami mohon kepada para pembaca atau bapak / ibu guru untuk memberikan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan karya tulis selanjutnya.
Akhirnya mudah-mudahan laporan ini bermanfaat bagi penulis para khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya, Amin.

Mangunjaya, April 2010
Penyusun











DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian
1.5. Sistematika Penulisan
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Waktu dan Tempat
2.2. Metode Pengumpulan Data
BAB III HASIL STUDI LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
3.1.1. Sejarah Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
3.1.2. Lokasi Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
3.1.3. Status Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
3.1.4. Tujuan Didirikannya Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
3.1.5. Fungsi Didirikannya Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
3.2. Hasil Studi Lapangan
3.2.1 Spesies-Spesies yang ada di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
Bab IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Aves
Gambar 1.2 Mamalia
Gambar 1.3 Reptilia
Gambar 1.4 Pisces
Gambar 1.5 Peta Lokasi Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
Gambar 1.5 Peta Lokasi Dalam Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
BIODATA PENULIS




BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pelestarian fauna di Indonesia semakin banyuak menghadapi banyak kendala disebabkan sempitnya habitat alam karena berkembangnya pemukiman penduduk dan industri kehutanan. Disamping itu semakin berkurangnya kuantitas dan kualitas fauna yang ada di hutan yang disebabkan oleh perburuan atau penangkapan liar yang dimanfaatkan secara individu.
Pada akhirnya kebun binatang diharapkan mampu sebagai benteng terakhir untuk menyelamatkan fauna dari ancaman kepunahan, oleh karena itu Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka di Yogyakarta telah ikut berpartisipasi dan berusaha mendukung kepentingan tersebut meskipun hasil yang dicapai belum maksimal, namun demikian hal itu perlu kita syukuri.
Dengan suksesnya perkembangbiakan komodo sejak tahun 1992 hingga 1996 dengan jumlah anak mencapai 111 ekor, maka telah menghantarkan Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka menerima penghargaan berupa : Wana Lestari Satya Nugraha dari Menteri Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia pada tanggal 27 Pebruari 1998 dan keberhasilan penangkaran komodo dalam kandang Konmfrensi Komodo Dragon di Thoiry Zoo Paris Prancis pada tanggal 4 – 8 Nopember 1998.
Kami melakukan penelitian mengenai keberadaan species Aves, mamalia, Reptilia, dan Pisces karena kami ingin mengetahui bagaimana klasifikasi, perilaku, habitat, cara reproduksinya dan pakan jenis hewan species Aves, mamalia, Reptilia, dan Pisces yang ada di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka. Species Aves, mamalia, Reptilia, dan Pisces sudah punah di daerah tempat tinggal kami, maka dari itu untuk mengetahui species Aves, mamalia, Reptilia, dan Pisces tersebut maka kami menyusun Makalah yang berjudul “KEBERADAAN SPECIES-SPESIES DI KEBUN RAYA DAN KEBUN BINATANG GEMBIRA LOKA YOGYAKARTA”.

1.2. Rumusan Masalah
Setelah kami melakukan penelitian, kami mengajukan beberapa rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. Spesies apasajakah yang berada di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta ?
2. Darimanakah spesies-spesies tersebut didatangkan ?
3. Apa tujuan dan fungsi didirikannya Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta ?
4. Bagaimana cara merawat spesies-spesies yang ada di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta ?

1.3. Tujuan Penelitian
Kami melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui :
1. Berbagai spesies-spesies yang ada di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta.
2. Dari mana sajakah didatangkan spesies-spesies yang ada di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta.
3. Tujuan dan fungsi didirikannya Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta
4. Cara merawat spesies-spesies yang ada di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta.

1.4. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini kami dapat mengetahui tentang beberapa hal, diantaranya :
1. Mengetahui berbagai spesies-spesies yang ada di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta.
2. Mengetahui daerah asal spesies-spesies yang ada di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta.
3. Mengetahui tujuan didirikannya Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta
4. Mengetahui cara merawat spesies-spesies yang ada di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta.

1.5. Sistematika Penulisan
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian
1.5. Sistematika Penulisan
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Waktu dan Tempat
2.2. Metode Pengumpulan Data
BAB III HASIL STUDI LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
3.1.1 Sejarah Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
3.1.2 Lokasi Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
3.1.3 Status Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
3.1.4 Tujuan Didirikannya Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
3.1.5 Fungsi Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
3.2 Hasil Study Lapangan
3.2.1 Spesies-Spesies yang ada di Gembira Loka
3.2.1.1 Aves
3.2.1.2 Mamalia
3.2.1.3 Reptilia
3.2.1.4 Pisces
Bab IV SIMPULAN DAN SARAN
4.3. Simpulan
4.4. Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Aves
Gambar 1.2 Mamalia
Gambar 1.3 Reptilia
Gambar 1.4 Pisces
Gambar 1.5 Peta Lokasi Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
Gambar 1.5 Peta Lokasi Dalam Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
BIODATA PENULIS










BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Waktu dan Tempat
Kami melakukan penelitian di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka pada :
a. Waktu Penelitian : Hari Senin, 29 maret 2010, Pukul 14.00 WIB
b. Tempat Penelitian : Jl. Kebun Raya No. 2 Yogyakarta
Kode POS 55171 Yogyakarta – Indonesia
Telp. 62.274 373861-374792-411322 Fax. 384666
e-mail : gloka@yogya.wasantara.net.id

2.2. Metode Pengumpulan Data
Adapun tekhnik pengumpulan data disesuaikan dengan jenis data yang diperlukan yaitu :
1. Tekhnik Observasi
Yang dimaksud tekhnik observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung dari sumbernya dan dicatat secara sistematik tentang obyek yang diteliti.
Tujuan yang digunakan tekhnik ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai aspek-aspek yang diteliti tentang berbagai jenis species-spesies yang ada di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka.

2. Tekhnik Wawancara
Yang dimaksud tekhnik wawancara adalah kegiatan mencari data atau informasi yang diperlukan dengan jalan tanya jawab kepada pihak yang bersangkutan.
Wawancara yang dilakukan penulis adalah mewawancarai pengurus atau pengelola Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka. Selain kepada pengawas bisa juga dilakukan dengan pengunjung.
3. Tekhnik Studi Literatur
Yang dimaksud dengan studi literatur adalah tekhnik pengumpulan data dengan cara mencari sumber dari buku-buku lain mengenai species- spesies yang ada di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka.
Tekhnik ini digunakan untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai spesies-spesies yang ada di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka yang kami teliti.









BAB III
HASIL STUDI LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
3.1.1. Sejarah Kebun Raya dan Kebun Bintang Gembira Loka
Proses berdirinya Gembira loka memakan waktu cukup lama, sampai 21 tahun. Sejak tahun 1933 atas berkenan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII direncanakan adanya tempat hiburan yang dinamakan Kebun Rojo yang selanjutnya diteruskan oleh Sri Sultan Hamenggku Buwono IX. Pelaksanaan rencana Kebon Rojo itu, oleh Sri Sultan dimintakan bantuan seorang ahli bangsa Belanda bernama Ir. Karsten. Menurut pendapatnya tempat yang paling baik adalah disebelah barat kali Winogo, oleh karena itu lalu diadakan pembebasan tanah.
Rencana mendirikan Kebon Rojo tersebut belum sampai terwujud. Perang dunia II meletus dan Indonesia sebagai jajahan Belanda terseret akibat perang tersebut dan selanjutnya diduduki tentara Jepang. Selama pendudukan jepang rencana mendirikan Kebon Rejo itu terlupakan sama sekali.
Dalam tahun 1949 sesudah chlas II, pemerintah pusat merencanakan dan menyiapkan pemindahan ibu kota dari Yogyakarta ke Jakarta. Waktu itu timbul gagasan dari para Sekretaris Jenderal Kementrian yang akan pindah ke jakarta berkehendak memberikan memberikan suatu kenang-kenangan kepada masyarakat Yogyakarta suatu tempat hiburan. Pelopor dari usaha itu adalah Sdr. Januismadi dan Sdr. Hadi, SH. Walaupun usaha itu mendapat sambutan baik dari masyarakat Yogyakarta, tetapi hasilnya belum dapat dirasakan oleh masyarakat Yogyakarta.
Baru pada tahun 1953 rencana untuk mendirikan Kebon Rojo itu dapat diwujudkan, yaitu dengan berdirinya yayasan Gembira Loka Yogyakarta, dengan Akte Notaris RM. Wiranto No. 11 tanggal 10 September 1953, dan diketahui oleh Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII. Yayasan ini yang merintis Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka.
Mengenai lokasi penempatan Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka, atas beberapa tempat yang direncanakan Kohler ahli kebangsaan Austria menasehatkan lokasi dipilih di kompleks Warungboto.
Pengerjaan tanah yang pertama kali tahun 1955 di bawah pengawasan Honggowongso. Tahun 1959 pengembangan dan pembangunan dilanjutkan oleh Tirtowinoto, karena Tirtowinoto yang mempunyai minat besar untuk membantu perkembangan gembira loka dengan mencurahkan pikiran dan tenaganya serta biaya yang tidak sedikit, sehingga membawa Gembira Loka maju dengan baik. Sesuai dengan bertambahnya umur, maka Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka menjadi dewasa pada tahun 1975 menyatakan mandiri.

3.1.2. Lokasi Kebun Raya dan Kebun Bintang Gembira Loka
Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka terletak di dua wilayah kecamatan. Yaitu Kecamatan Kotagede dan Kecamatan Umbulharjo. Kedua wilayah tersebut dipisahkan oleh sungai Gajah Wong menjadi dua bagian. Sebelah timur sungai merupakan kebun raya dan sebelah barat merupakan kebun binatang.
3.1.3. Status Kebun Raya dan Kebun Bintang Gembira Loka
Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka adalah suatu Badan Hukum berbentuk Yayasan, status swasta dengan akta notaris RM. Wiranto No. 11 tanggal 10 September 1953.
3.1.4. Tujuan Didirikannya Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
Merupakan suatu tempat atau wadah dimana dikumpulkan berbagai jenis hewan, dipelihara diperagakan untuk umum dalam rangka pengadaan sarana relaksasi alam yang sehat untuk mendidik dan mengembangkan budaya masyarakat dalam memelihara keseimbangan kelestarian lingkungan hidup.
3.1.5. Fungsi Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
1. Sarana Perlindungan dan Pelestarian Alam
Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka merupakan tempat penyelamatan dan pelestarian jenis-jenis hewan yang terancam punah. Usaha perlindungan dan pelestarian jenis hewan tidak terbatas pada jenis yang terancam punah saja tetapi pada jenis yang lain.

2. Penelitian
Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka mempunyai peranan penting dalam penelitian, misalnya alam asli kehidupan, sistematik, pakan, reproduksi, penyakit, perawatan satwa.
3. Pendidikan
Peranan jenis hewan pada dasarnya memberi penerangan mengenai jenis lingkungan alam asli, pakan, reproduksi, perawatan, dll.
4. Tempat Relaksasi dan Apresisasi Terhadap Alam
Sebuah Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka yang keberadaannya berada di tengah-tengah kota, yang ditata rapi, dilengkapi dengan sarana relaksasi yang memadai akan sangat menarik masyarakat untuk berelaksasi, melepaskan kelelahan baik bersifat perorangan, rombongan, maupun bersama keluarga.


3.2. Hasil Studi Lapangan
3.2.1. Spesies-Spesies yang ada di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
3.2.1.1. Mamalia
1. Babi Hutan
Klasifikasi : Ordo Artiodactyla, Familia Suidae
Deskripsi : Babi hutan berukuran sedang panjang total tubuhnya 120 sampai 220 dengan berat badan mencapai 150 kg. Tubunya nampak ditumbuhi rambut-rambut panjang yang jarang-jarang, kulit berwarna coklat, kepala nampak besar, kurang proporsional jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Lubang hidung menghadap ke depan seperti corong dengan dibatasi oleh kulit yang tebal. Taringnya kelihatan menyembul kesamping dibagian depan kepala dan dibagian bawah telinga terdapat benjolan. Kaki yang pendek tidak memungkinkan babi hutan bergerak lincah.
Perilaku : Babi hutan merupakan satwa yang sanggup bertahan hidup pada berbagai macam habitat dan juga dapat bertahan hidup dalam kondisi kekurangan sumber pakan. Satwa ini sering dijumpai hidup berkelompok dalam jumlah antara 20-30 ekor. Babi hutan jika mencari pakan dilakukan pada waktu sore hari hingga larut malam, satwa yang sangat agresif ini tidak segan-segan memburu atau melawan adanya gangguan dari binatang lain.
Reproduksi : Babi hutan matang kelamin setelah berumur 4 tahun, setelah kawin babi hutan betina bunting selama 115 hari jumlah anak yang dilahirkan mencapai 10 atau lebih, dihabitatnya babi hutan tahan hidup mencapai 20 tahun.
Pakan : Jenis pakan dihabitat aslinya yaitu antara lain dari berbagai jenis tumbuhan, umbi-umbian, cacing, bekicot, kepiting dan lain-lain. Di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka babi hutan diberi makan berupa sayur-sayuran, umbi-umbian yang berupa ketela rambat yang dicacah dan bekatul yang dicampur hingga rata.
Habitat : Babi hutan hidup di semak belukar dan hutan, juga dapat dijumpai di lingkungan yang kering ; di wilayah Asia Tenggara.
2. Banteng
Klasifikasi : Ordo Artiodactyla, Familia Bovidae
Deskripsi : Satwa ini mempunyai bentuk dan ukuran mirip sapi peliharaan. Beberapa ciri yang membedakan yaitu antara lain warna mantel rambutnya yang betina selalu coklat, kemerahan dan jantan dewasa berwarna hitam, baik jantan dan betina terdapat warna rambut putih pada pantat dan kaki bagian bawah. Banteng jantan mempunyai baga dan tanduk selalu menghadap ke depan. Ukuran tubuh panjang 108 – 200 cm tinggi pundak 130 – 170 cm dengan berat tubuh 500 – 900 kg, ciri lain yang dimiliki satwa ini tubuh bagian depan lebih tinggi dari bagian belakang sehingga nampak gagah.
Perilaku : Banteng hidup di dalam kelompok besar 10 – 30 ekor, mencari pakan pada pagi dan sore hari. Perilaku seperti merumput, berkubang, menjelajah dan istirahat selalu dilakukan secara berurutan. Jika kelompok banteng terancam bahaya dan tidak segan-segan akan menghadapi dengan gagah berani. Dalam perkembangannya banteng telah didomistikasi sebagai contohnya sapi Bali.
Reproduksi : Musim kawin banteng dari lokasi yang berbeda selalu berlainan, di Taman Suaka Marga Satwa Ujung Kulon musim kawin pada bulan Juli dan Agustus. Lama bunting 270 – 280 hari, anak yang dilahirkan selalu satu ekor. Anak banteng menjadi dewasa setelah berumut 2 – 3 tahun.
Pakan : Selama musim penghujan satwa ini memakan rebung dan pada waktu musim kemarau menyukai merumput di padang rumput. Di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka diberi pakan berupa rumput, ubi jalar, katul, daun-daunan, dan garam yang dicampur merata. Kuantitas pakan 10 % dari berat badan untuk setiap harinya.
Habitat : Satwa ini menyukai topografi yang rata atau sedikit bergelombang, dengan hutan yang tidak begitu lebat dan lapangan terbuka yang berumput atau berumpun bambu ; di Pulau Jawa
3. Bekantan
Klasifikasi : Ordo Primata. Familia Cercopithedae
Deskripsi : Bekantan merupakan jenis kera yang berukuran sedang, mmpunyai panjang tubuh 66 – 76 cm dan panjang ekornya mencapai 55 – 76 cm dengan berat badan maksimal 24 kg. Warna mantel rambut coklat kemerahan, dibagian tubuh tertentu berwarna grey mendekati putih nampak seperti selendang, biasa orang menyebut selendang sutera berwarna kuning, ciri yang menonjol pada satwa ini yaitu mempunyai hidung yang mancung menggantung menutupi mulutnya, sehingga sering disebut sebagai kera hidung mancung atau kera pinokio, mata dan telinganya menghadap ke depan.
Perilaku : Bertahan hidup secara berkelompok antara 12 – 24 ekor, kebiasaan hidupnya berpinah dari satu tempat ke tempat yang lainnya dengan melalui cabang-cabang pohon. Banyak aktivitas yang dilakukan pada waktu pagi hari, pergerakannya membentuk pola zig-zag kadang-kadang dapat dijumpai satwa ini sedang mandi di sungai, karena satwa ini juga dikenal pandai berenang.
Reproduksi : Setelah dewasa maka satwa ini akan segera kawin, setelah masa perkawinan bekantan betina akan bunting, masa bunting selama 196 hari kemudian akan melahirkan anak yang biasanya berjumlah 1 ekor saja.
Pakan : Dihabitat aslinya jenis pakan yang disukai antara lain ujung-ujung daun seperti daun ketapang, mangga, talok dan lain-lain kadang satwa ini juga memakan jamur, kulit pohon, di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka bekantan ini diberi pakan yang sesuai dengan apa yang satwa ini sukai seperti pada habitat aslinya.
Habitat : Ditempat sungai-sungai yang besar dan juga tinggal di hutan mangrove ; di wilayah Pulau Kalimantan
4. Beruang Madu
Klasifikasi : Ordo Carnivora, Familia Ursidae
Deskripsi : Binatang ini merupakan anggota kelas karnivora yang berukuran besar, akan tetapi termasuk berukuran kecil jika dibandingkan dengan anggota kelompoknya. Panjang tubuhnya 100 – 140 cm panjang tungkai 18 – 21 cm dan panjang ekor 3 – 7 cm serta berat badan 50 – 65 kg tubuhnya tampak kokoh dan lebar, kepala panjang, leher pendek, telinga bulat dan mata relatif kecil. Daya pembaunya tajam kaki berotot dengan 5 jari yang berkuku meruncing. Tubuhnya tertutup mantel rambut berwarna hitam, rambut lebat, bagian muka berwarna grey dan dibagian leher depan nampak rambut-rambut membentuk nampak seperti kalung berwana putih.
Perilaku : Beruang madu bisa hidup di atas pohon, membuat sarang dari potongan ranting dan daun-daunan. Hidup soliter kadang berkelompok dalam jumlah kecil, mencari pakan pada waktu malam hari bergerak bersama pasangannya dan tidur pada siang hari. Beruang madu adalah pemakan segala, gigi graham yang kasar memudahkan untuk mengunyah tumbuh-tumbuhan dan taring yang runcing sebagai alat penyobek daging.
Reproduksi : Beruang madu tidak mempunyai musim kawin tetapi perkawinan dilakukan sewaktu-waktu terutama bila beruang madu betina telah siap kawin. Lama bunting 95 – 96 hari anak yang dilahirkan biasanya berjumlah 2 ekor. Anak-anak disusui selama 18 bulan.
Pakan : Dihabitat aslinya beruang madu memakan buah-buah seperti kelapa, coklat, kopi, dan ujung-ujung daun, serta memakan daging mamalia, telur burung, serangga, keong dan lain sebagainya. Di Kebun Raya dan Kebun Bintang Gembira Loka beruang madu diberi pakan berupa pepaya, nasi dan juga diberi daging sebagai penambah kekuatan.
Habitat : Dihutan primer atau daerah perkebunan, hutan tropik dan hutan kayu ; di wilayah Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaysia, Indocina, Cina Selatan, dan Myanmar.
5. Binturong
Klasifikasi : Ordo Carnivora, Familia Viverridae
Deskripsi : Binturong nampak seperti beruang yang berukuran kerdil hal ini tidak benar karena satwa ini dimasukkan ke dalam kelompok musang, berukuran paling besar dari anggota kelompokny. Panjang kepala dan tubuhnya 110 cm, ekor 80 cm, dengan berat tubuh sampai 14 kg, rambutnya tebal, panjang, kumal, serta kasar, warna rambutnya hitam, mengkilat dengan ujung-ujungnya putih nampak seperti uban, kecuali bagian mukanya berwarna abu-abu, dan misalnya berwarna putih dan dibagian ujung telinga berwarna putih. Ekornya panjang dan kuat dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk berpegangan. Anggota tubuhnya berfungsi baik, sebagai alat pemanjat namun kelima jari-jarinya tidak berfungsi baik jika ditanah.
Perilaku : Satwa ini hidup di atas pohon hanya sesekali turun ke tanah, mencari pakan pada malam hari, pada siang hari tidur di dalam lubang pohon dengan kepala melipat di bawah lingkaran ekor. Gerakannya lambat mirip gerakan kukang. Ekornya dapat digunakan sebagai alat keseimbangan, penopang tubuh jika sedang bergerak, alat menggantungkan tubuhnya dan dapat dipakai alat membantu memanjat. Pergerakannya yang pasti, jika dalam keadaan terpaksa binturong mampu bergerak dengan cepat di atas dahan atau tanah.
Reproduksi : Masa perkawinan terjadi pada bulan Maret dan April, setelah bunting selama 90 hari satwa ini akan melahikan 1 – 2 ekor. Anak-anaknya yang dilahirkan akan diasuh oleh kedua induknya selama 1 tahun. Jika masih kecil yang biasanya berambut jarang selalu diasuh oleh induknya.
Pakan : Lokasi tersedianya pakan yang dikuasai sekelompok binturong dibatasi oleh tanda dan air kencingnya yang disebut sebagai teritori dapat mencapai luas 100 Ha. Berbagai jenis pakan yang disukai yaitu antara lain serangg, burung, tikus, ikan, dan buah-buahan. Di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka diberi pakan buah-buahan dan daging dengan kuantitas kira-kira 10 % dari berat badannya.
Habitat : Hutan tropika dan subtropika dengan susunan semak belukar dari pohon-pohon ; Birma, Malaysia, Indocina, Sumatera, Kalimantan, dan Pulau Palawan.
6. Gajah Asia
Klasifikasi : Ordo Poroboscidae, Familia Elephantidae
Deskripsi : Gajah asia merupakan spesies dari kelas mamalia yang berukuran sangat besar, bnerat tubuhnya dapat mencapai 5400 kg. Gajah jantan dewasa terlihat sangat gagah dengan belalai panjang dan sepasang gading yang memanjang ke depan. Kulitnya tidak banyak ditumbuhi oleh rambut-rambut hanya terlihat di bagian-bagian tertentu seperi di atas kepala, kuduk, serta ujung ekor. Warna kulit gajah adalah kelabu sampai hitam kelam, belalai yang berfungsi sebagai tangan merupakan modivikasi bibir dan hidung. Sedangkan telinganya yang lebar berfungsi untuk menghalau lalat yang mengganggu yang biasanya hinggap di bagian mata dan mulut.
Perilaku : Gajah hidup secara berkelompok antara 10 – 30 ekor yang dipimpin oleh gajah betina yang paling tua. Hidupnya berpindah-pindah untuk mendapatkan pakan. Gajah mempunyai naluri yang baik sehingga mudah untuk dilatih berbagai macam latihan yang dimanfaatkan oleh manusia dan juga sebagai hewan piaraan yang akan dapat membantu aktivitas kehidupan manusia. Sering juga kita jumpai gajah sebagai hiburan misalnya dijadikan hewan sirkus.
Reproduksi : Gajah betina kawin setelah umur sekitar 9 – 12 tahun setelah kawin gajah akan bunting selama 18 – 22 bulan dan akan melahirkan anak dengan berat 100 kg selang antara melahirkan anak selama 4 tahun
Pakan : Di habitat aslinya gajah memakan bermacam pohon beserta daun-daunnya seperti tanamah perdu, rumput-rumputan, buah-buahan dan juga bekatul yang dicampur sampai rata.
Habitat : Hidup bervariasi dari hutan tropika sampai perkebunan, daerah dataran rendah, pegunungan, padang rumput ; di wilayah Hindia, Pakistan, Ceylon, Burma, Indocina, Malaysia dan Sumatera.
7. Harimau Sumatera
Klasifikasi : Ordo Carnivora, Familia Falidae
Deskripsi : Harimau Sumatera merukapan spesies terkecil dari kelompoknya. Tinggi pundaknya 75 cm dan panjang tubuhnya 250 cm, serta berat tubuhnya 250 kg. Tubuhnya tertutup mantel rambut, loreng-loreng melintang tubuh hal demikian memungkinkan harimau dapat bersembunyi dengan mudah diantara semak belukar sehingga memudahkan untuk menangkap mangsanya. Harimau jantan mempunyai ciri bersurai dileher, yang merupakan rambut-rambut yang panjang. Suaranya berupa raungan keras dengan tekanan pada suku kata pertam, bunyi lain yang sering dikeluarkan yaitu memeong dan berdesis yang menunjukan tanda bahaya atau kegelisahan.
Perilaku : Harimau hidup menyendiri, meskipun mereka pergi berburu berdua yang satu menghalau mangsa ke arah jebakan harimau lainnya. Daerah berburunya yang merupakan teritori ditandai dengan air kencing dan dinyatakan dengan raungan keras. Tempat berburu tidak permanen atau selalu berpindah-pindah. Satwa ini biasanya melakukan perburuan pada sore hari menjelang malam atau malam hari.
Reproduksi : Harimau melakukan perkawinan seperti halnya kucing, dilakukan setahun sekali. Lama kehamilan 104 – 106 hari. Anak-anak yang dilahirkan mempunyai warna mantel rambut seperti induknya hanya lebih gelap. Jumlah anak yang dilahirkan biasanya 3 – 5 ekor.
Pakan : Di habitat aslinya harimau memakan mamalia besar seperti rusa, babi hutan, kerbau, dan juga binatang kecil seperti monyet, burung-burung, retilia dan lain-lain. Sedangkan di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka harimau diberi pakan daging sapi, daging kambing ; kangguru, ayam yang ditambah vitamin dan mineral. Pakan diberikan 2 kali sehari seberat 10 % dari berat badannya.
Habitat : Di hutan primer dan sekunder terutama padang alang-alang dan padang rumput di bagian barat daya dan sebelah utara pulau sumatera.
8. Kalong
Klasifikasi : Ordo Chiroptera, Familia Pteropadidae
Deskripsi : Kalong merupakan salah satu spesies binatang menyusui yang bergerak dengan cara terbang menggunakan sayapnya. Tubuh berukuran besar panjang tubuhnya 34 cm, panjang lengan 9 – 21 cm berat badan 695 – 1100 gr. Seluruh tubuhnya tertutup oleh mantel rambut berwarna orange kemerahan sampai hitam kemerahan, kepala selalu hitan kemerahan, bagian punggung hitam dengan pucuk rambut berwarna putih. Pada bagian dagu menuju ke bawah berwarna hitam di bagian berlakang leher berwarna coklat kemerahan. Pada bagian-bagian muka tepi mirip anjing. Mempunyai kuku yang berfungsi untuk menggantung.
Perilaku : Satwa ini berumah atau hidup dalam satu kelompok besar, tidur pada waktu siang hari mencari pakan pada waktu malam hari. Biasanya mencari pakan secara bersama-sama, jika menjadapatkan buah akan memakannya dengan cara menggelantungkan diri dan buah akan dipegang jika berukuran kecil, jika berukuran besar buah tersebut akan dimakan di pohon aslinya, karena tidak mampu membawa pergi.
Reproduksi : Setelah kawin kalong akan bunting selama 140 – 150 hari melahirkan 1 ekor anak pada bulan pebruari dan bergerayut pada induknya selama 2 bulan pada induknya sampai berukuran dewasa.
Pakan : Di habitat aslinya kalong hanya memakan dari jenis-jenis buah-buahan seperti mangga, duku, kelengkeng, pepaya, dan lain-lain. Di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka diberi pakan 10 % dari berat badannya setiap kali diberikan.
Habitat : Hutan tropika dan sub tropika ; di wilayah Burma, Thailand, Indocina, Malaysia, Indonesia, dan Filipina.
9. Kijang
Klasifikasi : Ordo Arctiodactyla, Familia Carvidae
Deskripsi : Satwa ini mempunyai ciri-ciri spesifik yang menunjukan perbedaan dengan jenis lainnya. Berukuran tubuh sedang panjang tubuhnya termasuk kepala 98 – 153 cm, panjang ekor 12 – 23 cm tinggi bahu 40 – 65 cm dengan berat mencapai 35 kg. Mantel rambut pendek, rapat, lembut dan licin, warna bervariasi dari coklat gelap hingga coklat tetang. Pada bagian tertentu seperti tungkai depan dan muka berwarna hitam. Kijang jantan mempunyai ranggah pendek, tidak melebihi setengah dari panjang kepala dan bercabang dua serta gigi taring yang keluar. Anak-anak kijang mantel rambutnya kadang-kadang bertotol.
Perilaku : Kijang yang bergerak akan mengeluarkan suara yang berderak-derak, suara tersebut dimungkinkan keluar dari gigi taringnya. Gigi taring dimanfaatkan untuk mempertahankan diri. Jika sedang gelisah, terkejut atau memanggil kijang lainnya akan mengeluarkan suara seperti gonggongan anjing, oleh karena itu satwa ini diberi nama barking deer. Jika melarikan diri kijang nampak merunduk dengan bagian tubuh belakang meninggi.
Pakan : Kijang mencari pakan pada siang hari pada malam hari, berbagai jenis pakan yaitu antara lain berbagai jenis rumput yang daunnya masih muda, daunan muda, biji-bijian dan bagian lain seperti kulit. Di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka diberi pakan sayuran, rumput gajah, rendeng, bekatul, dan ketela rambat yang dicampur, berat pakan yang diberikan 10% dari berat badannya.
Habitat : Hutan tropika hingga mencapai ketinggian 2000 meter dari permukaan laut ; di wilayah India, Indonesia ke timur sampai Jawa, dijumpaui di China sampai Taiwan.
10. Kuda Nil Kerdil
Klasifikasi : Ordo Artiodactyla, Familia Hipopotamidae
Deskripsi : Kuda nil jenis ini berukuran kecil panjang tubuhnya 150 – 175 cm, tinggi bahu 75 – 100 cm dengan berat 160 – 240 kg. Tubuh yang nampak lucu ini tubuhnya tertutupi oleh kulit yang berwarna hitam kemerahan, bagian dalam kaki dan perut berwarna coklat, leher nampak longgar, kepala besar. Mata, telingga dan lubang hidung menempati pada posisi garis horizontal, kaki-kaki pendek. Mempunyai kelenjar keringat, yang berfungsi sebagai pendingin tubuh.
Perilaku : Kudanil ini mencari pakan pada waktu malam hari dan selalu dijumpai menyendiri. Satwa ini pandai berendang dan menyelam dengan memasukkan kepala ke dalam air dan muncul kembali setelah 4 – 5 menit. Binatang ini dalam melakukan jalan kembali ke air tempat berkubang dengan cara melalui ; jalan yang ditandai dengan bekas kotorannya.
Reproduksi : Setelah kawin kuda nil betina akan melahirkan anak satu ekor, anakan setelah bunting selama 210 hari. Anak yang dilahirkan akan diasuh oleh induknya dan anakan kuda nil tersebut sudah pandai berenang.
Pakan : Di habitat aslinya, kuda nil memakan dari berbagai jenis tanaman di lahan terbuka dan perairan. Di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka kuda nil diberi pakan berupa pisang, rumput, bekatul, ketela rambat, dengan kuantitas berat pakan yang diberikan 10 % dari berat badannya.
Habitat : Kuda nil menyukai hidup di sungai dan rawa di tepian hutan ; di wilayah Guinea dan wilayah Liberia.
3.2.1.2. Aves
1. Angsa
Klasifikasi : Ordo Anseriformes, Familia Anatidae
Deskripsi : Semua angsa bertubuh lebih besar dari soang. Berat badannya mencapai lebih dari 16 Kg. Berat ini sudah mendekati batas terberat dari semua badan burung terbang lainnya. Warna bulu burung ini putih ditandai dengan paruhnya yang merah oranye dengan benjolan pada pangkalnya. Bunyi yang dilepaskan angsa ditentukan oleh bentuk dan letak saluran pernafasan terhadap tulang dada.
Perilaku : Hidup secara berkelompok kecuali pada musim mengeram mereka berpasangan dengan jarak yang jauh antara satu pasang dengan pasangan yang lain. Angsa yang jantan akan mempertahankan wilayah dan menjaga telur dari pengganggu wilayahnya. Angsa kadang-kadang berenang dan kadang berjalan-jalan di tanah.
Reproduksi : Sarang angsa berada dekat air dan berisi antara 4-7 butir telur. Masa pengeramannya sekitar 4-5,5 minggu. Angsa betina mengambil bagian yang terbesar dalam tugas pengeraman. Jantan dan betina mengeram dan mengasuh anaknya.
Pakan : Di alam angsa memakan tumbuhan dan hewan kecil yang hidup di air tawar. Di Kebun Binatang Gembira Loka angsa diberi pakan bekatul, nasi dan sayur-sayuran.
Habitat : Danau dan sungai. Tersebar di Inggris, Demak, bagian Utara Jerman, Swedia, Rusia dan daerah perbatasan Asia.


2. Bangau tong-tong
Klasifikasi : Ordo Cicconiformes, Familia Ciconiidae.
Deskripsi : Burung ini mempunyai tubuh yang sangat besar, panjangnya mencapai 110 cm, dengan tungkai panjang, leher panjang, dan paruh panjang. Kakinya mempunyai selaput untuk mengarungi air dangkal. Bulu umumnya berwarna hitam dan putih. Sayap, punggung dan ekor berwarna hitam, tubuh bagian bawah dan kalung leher berwarna putih, kepala botak, leher dan tenggorokan berwarna merah jambu dengan bulu kapas putih halus pada mahkota. Leher dan muka berwarna kuning kaki berwarna coklat kehijauan sampai berwarna hitam. Bangau ini termasuk burung pendiam, tidak banyak bersuara, selain desisan di sarang, kepakan sayap dan paruh.
Perilaku : Di alam burung ini sering keliaran terbang sendiri atau berkelompok. Bangau memiliki kemampuan adaptasi untuk mengarungi air yang dangkal dan rawa-rawa dengan jari kaki yang berselaput. Kebiasaan hidupnya sendiri atau berpasang-pasangan. Burung bangau tong-tong mempunyai sifat pendiam, tidak suka bersuara tapi bila diganggu maka paruhnya akan berderak-derak.
Reproduksi : Burung bangau tong-tong membuat sarang di pohon yang tinggi, di tepi pantai, tambak. Sarang tersusun dari ranting-ranting berisi 3-5 butir telur. Telur berwarna putih sebesar telur itik. Telur dierami oleh induk jantan dan betina bergantian selama 34 hari.
Pakan : Di habitat aslinya burung bangau tong-tong terutama memakan hewan air tawar, serangga besar, katak, tikus, kerang, siput dan ikan. Di Kebun Binatang Gembira Loka burung diberi pakan ikan segar.
Habitat : Burung bangau tong-tong membentuk kelompok dengan bangau lain atau dengan elang bersarang di daerah hutan. Burung bangau tong-tong suka mengunjungi sawah, padang rumput terbuka yang terbakar atau kebanjiran, gosong lumpur dan mangrove. Tersebar di India, Cina Selatan, Asia Tenggara dan Sunda Besar.
3. Bebek Putih
Klasifikasi : Ordo Anseriformes, Familia Anatidae.
Deskripsi : Burung ini mempunyai ukuran yang besar, panjang tubuhnya mencapai 45 cm. Mempunyai bulu berwarna putih seluruhnya. Mempunyai kaki yang pendek, diantara jari kaki terdapat selaput renang. Antara itik jantan dan betina tidak mempunyai perbedaan warna bulu, sehingga sulit membedakan antara jantan dan betina.
Perilaku : Termasuk itik perenang, yaitu itik sejati. Itik ini suka sekali berenang dan hanya menyelam dalam keadaan yang luar biasa. Memperoleh pakannya dari permukaan air, tanah lembab atau vegetasi. Hidup secara berkelompok. Mencari pakan juga secara berkelompok.
Reproduksi : Itik betina bertelur 8-10 butir, dengan warna telur krem. Telur diletakkan pada sarang di atas tanah atau di lubang pohon. Pengeraman dilakukan oleh itik betina. Lama pengeraman sekitar 21-25 hari.
Pakan : Itik mencari makanan di atas permukaan air dan juga di atas permukaan tanah. Pakan yang dimakan di alamnya adalah sayur-sayuran, dan invertebrata. Di Kebun Binatang Gembira Loka diberi pakan sayur-sayuran, nasi dan katul.
Habitat : Itik ini ditemukan sebagian atau berkelompok kecil pada sungai, mangrove dan di pedalaman jauh.
4. Beo
Klasifikasi : Ordo Passeriformes, Familia Sturnidae.
Deskripsi : Burung ini mempunyai ukuran panjang tubuh sekitar 30 cm. Berwarna hitam berkilau, bercak sayap putih mencolok, cuping kuning khas pada sisi kepala. Mata coklat tua, paruh jingga, kaki kuning. Burung ini termasuk burung darat, mempunyai tiga jari kaki depan dan satu di belakang yang sama panjangnya, sehingga sangat efisien untuk berjalan atau melompat, dan bertengger. Nyanyiannya memainkan peranan penting dalam kehidupannya. Burung ini mampu menirukan suara dengan baik beraneka ragam suara spesies hewan lain dan manusia. Suara yang dikeluarkan keras, jelas dan menusuk.
Perilaku : Burung ini hidup berpasangan, kadang-kadang berkumpul dalam kelompok. Burung ini tinggal di atas pohon-pohon yang tinggi. Burung ini mencari pakan di tanah dan dapat berjalan dan berlari dengan mudah sekali, kalau terbang lempang dan cepat.
Reproduksi : Burung beo bertelur tiga sampai empat butir dan diletakkan disarangnya di lubang pohon. Di P. Jawa musim kawin burung ini belum pernah dilaporkan, tetapi dilaporkan di Kalimantan dan Sumatera musim kawin burung ini bulan Februari dan Maret.
Pakan : Di habitat aslinya burung beo memakan buah-buahan dan serangga, sedangkan di Kebun Binatang Gembira Loka burung ini diberi pakan jagung muda, kacang goreng dan pisang.
Habitat : Burung beo hidup di daerah terbuka dekat pemukiman manusia, padang rumput, sawah, kebun kelapa dekat pantai dan hanya sedikit yang hidup di hutan karena adanya penangkapan dan kerusakan habitat, tersebar di Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan.
5. Blekok Sawah
Klasifikasi : Ordo Ciconiformes, Famili Ardeidae.
Deskripsi : Ukuran tubuh kecil, mempunyai panjang 45 cm, warna coklat redup gelap, mempunyai sayap putih. Pada musim kawin, kepala dan dada berwarna coklat kuning tua dan kembali mendekati hitam. Selain itu ada coretan gambar di bawah atas lainnya. Mata terlihat kuning, paruh kuning dengan hitam tipis. Ketika terbang sayap terlihat sangat kontras dengan warna punggung yang gelap. Burung ini mengeluarkan suara “krak” yang menguak jika merasa terganggu.
Perilaku : Terbang dalam dua tiga kelompok setiap malam, dengan kepakan sayap yang terlihat perlahan-lahan, menuju tempat peristirahatan. Burung ini bersarang secara bersama-sama, membentuk kelompok dengan burung air lainnya. Pada saat menunggu mangsa burung ini berdiri diam-diam dengan posisi rendah dan kepala ditarik kembali. Setiap sore terbang ke sarang dengan kepakan sayap yang perlahan-lahan, berpasangan atau bertigaan, beramai-ramai.
Reproduksi : Burung betina bertelur sebanyak 2-3 butir, warnanya kekuning-kuningan dalam kelompok dengan beberapa species lain, sarang dibangun pada dahan-dahan pohon dan di luarnya selalu banyak air. Musim kawin di Jawa dari bulan Desember sampai Mei.
Pakan : Di habitat alamnya burung blekok sawah mencari pakan yang berupa ikan, katak dan Insecta air. Di Kebun Binatang Gembira Loka burung blekok termasuk burung yang dilepas bebas di sekitar area kebun binatang, dan mencari pakan di daerah sekitarnya.
Habitat : Burung blekok hidup secara sendiri-sendiri atau berkelompok di sawah atau area yang banyak mengandung air dan pakan. Tersebar di Semenanjung Malaysia, Indocina, Sulawesi dan Sunda Besar.
6. Elang Bondol
Klasifikasi : Ordo Falconiformes, Familia Accipitridae.
Deskripsi : Berukuran sedang, mempunyai panjang 45 cm, berwarna putih dan coklat pirang. Bulu berwarna coklat pada dada, sayap dan ekor. Bulu leher dan kepala berwarna putih. Bulu warna hitam terdapat pada ujung sayap dan garis-garis jarum berwarna hitam terdapat pada leher dan kepala. Ujung ekor membulat. Warna bulu burung remaja kecoklatan dengan coretan pada dada. Warna berubah menjadi putih keabu-abuan pada tahun kedua dan mencapai bulu dewasa sepenuhnya pada tahun ketiga, mempunyai suara pekikan mengeluh dan mengeong-ngeong.
Perilaku : Berputar-putar sendirian atau bersama-sama temannya. Mencari mangsa pada siang hari dengan mengandalkan kejelian mata dan pendengaran. Burung ini mempunyai penglihatan yang sangat tajam sehingga mampu melihat dari jarak 100 m seekor mangsa yang kecil. Mempunyai paruh bengkok yang tebal dan tajam. Paruh tersebut digunakan untuk merobek mangsanya. Memiliki sayap yang lebar dan bundar yang memberikan keterampilan membelok ketika terbang diantara pohon.
Reproduksi : Elang laut betina bertelur dua atau tiga butir, berwarna putih dengan bintik-bintik merah. Di Jawa dan Bali musim kawin satwa ini pada bulan Mei-Juli.
Pakan : Burung elang mencari mangsa berupa ular, tikus, burung air, bangkai, mamalia air dan terutama ikan. Di Kebun Binatang Gembira Loka elang laut diberi pakan daging sapi 2 ons per hari.
Habitat : Rawa-rawa, sungai danau, pantai dan bukit yang terjal. Tersebar di Sumatera, Kalimantan, India, Cina Selatan sampai Australia.
7. Burung Hantu
Klasifikasi : Ordo Strigiformes, Familia Strigdae.
Deskripsi : Berukuran panjang 45 cm, berwarna coklat kekuningan dengan berkas telinga mencolok. Tubuh bagian atas coklat, bercoretan hitam, pinggiran kuning tua. Tubuh bagian bawah kuning merah bata dengan coretan hitam tebal. Mata berwarna kuning terang, paruh abu-abu, kaki kuning. Burung ini mempunyai bulu yang sangat empuk, ekor pendek, kepala besar dan bulat. Matanya besar mengarah ke depan. Paruhnya berkait dan cakarnya tajam. Burung hantu pada tengah malam tidak henti-hentinya mengeluarkan pekikan dari dalam liang, dan burung hantu mengeluarkan pekikan sambil terbang mengelilingi sarang.
Perilaku : Burung hantu mencari pakan pada malam hari. Selain itu juga harus mempertahankan wilayahnya dari serangan saingannya. Burung hantu tidak dapat memutar matanya sehingga harus memutar kepalanya jika ingin mengikuti gerakan suatu benda, membuat putaran 2700 bukan suatu masalah. Burung hantu berkomunikasi dengan mengeluarkan suara yang serak. Burung hantu gemar mandi dan berdiri diam lama di air.
Reproduksi : Burung hantu betina bertelur berjumlah 1-14 butir, diletakkan di dalam liang sarangnya. Telur dierami oleh burung betina, sedangkan burung jantan mencari pakan untuk betina. Masa pengeraman 4-5 minggu.
Pakan : Burung hantu di alamnya memangsa tikus kecil yang tinggal di tanah, reptil, binatang melata, katak, ikan, udang, cacing tanah, serangga besar. Di Kebun Binatang Gembira Loka burung hantu diberi pakan daging sapi sebanyak 2 ons.
Habitat : Burung hantu pada malam hari lebih menyukai daerah terbuka di luar hutan lahan berhutan, pekarangan, sawah atau pinggiran sungai. Tersebar di Asia Tenggara, Kalimantan, Sumatera, Nias, Jawa dan Bali.
8. Julang Emas
Klasifikasi : Coraviiformes, Familia Bucerotidae.
Deskripsi : Burung julang emas mempunyai ukuran, panjang tubuhnya mencapai 100 cm, berekor putih. Pada burung jantan dan betina, punggung, sayap dan perut berwarna hitam. Burung jantan kepalanya krem, bulu alis kemerahan bergantung dari tengkuk, kantung leher kuning tidak berbulu dengan strip hitam khas. Burung betina kepala dan leher hitam, kantung leher biru. Pada jantan dan betina mempunyai mata berwarna kuning dengan kulit disekitarnya berwarna merah, paruh kuning dengan tanduk di atas paruh kecut kerunyut, kaki hitam, mempunyai suara salakan seperti anjing, diulang-ulang dan pendek parau.
Perilaku : Hidup berpasangan atau membuat kelompok, terbang tinggi di atas hutan dengan kepakan sayap yang berat sambil mencari pohon buah-buahan, sering berbaur dengan rangkok lain di pohon berbuah. Di luar musim mengeram seperti pada umumnya burung julang emas, mereka membentuk kelompok atau menempati tempat peristirahatan secara bersama-sama.
Reproduksi : Pada saat mengeram burung betina dikurung dalam sarang yang terbuat dari lubang pohon dan ditutup dengan tanah campur air liur. Sarang mempunyai lubang untuk memasukkan pakan dari burung jantan. Jumlah telur yang dihasilkan 2 butir dan menetas setelah 28 hari.
Pakan : Di habitat alamnya burung julang emas memakan buah-buahan sebagai pakan utama, juga serangga, cacing, burung kecil, tikus kecil, kadal. Di Kebun Binatang Gembira Loka diberi pakan pepaya, pisang dan daging sapi sedikit.
Habitat : Di hutan dataran rendah dan perbukitan sampai ketinggian 2.000 m, tersebar di Kalimantan dan Sumatera. Di Jawa dan Bali hanya di beberapa tempat.
9. Kasuari Gelambir Dua
Klasifikasi : Ordo Casuariformes, Familia Casuariidae.
Deskripsi : Kasuari merupakan yang terbesar dari kelompok burung, apabila berdiri tegak mempunyai tinggi 1.80 m, tetapi biasanya kepalanya diangkat setinggi 1.20 m dari tanah. Burung ini tampak buntak, bulunya hampir hitam dan mengkilap, kepala dihiasi dengan ketopong atau kasu yang mirip tanduk setinggi 15 cm. Kulit kepala dan leher berwarna biru, mempunyai gelambir dua berwarna merah, yang menggantung ke bawah dari tenggorokannya. Panjang gelambir kira-kira 12 cm. burung kasuari memiliki tiga jari kaki yang pipih di bagian bawah dengan kuku tajam dan panjang pada jari tengah.
Perilaku : Kasuari termasuk burung yang pandai berenang. Satwa ini aktif pada pagi dan sore hari, sulit ditemui pada malam hari. Kasuari suka berlari dan melompat. Burung ini bersifat agresif dan galak terutama pada saat melindungi telur dan anaknya. Kasuari bersifat soliter dan hanya berkumpul pada saat musim kawin saja. Kasuari betina bersifat poliandri, dalam satu musim kawin mampu mendapatkan 3 pejantan.
Reproduksi : Kasuari betina bertelur sebanyak 4-8 butir yang berukuran besar. Telur diletakkan di sarang yang berupa cekungan tanah disela banir, dengan alas daun dan ranting tumbuhan. Pengeraman dilakukan oleh kasuari jantan selama 58-61 hari.
Pakan : Di alamnya kasuari memakan buah-buahan dari beberapa jenis tumbuhan, tetapi paling banyak memakan buah buni dan buah batu. Di Kebun Binatang Gembira Loka kasuari diberi pakan ketela rambat, pepaya, pisang dan kangkung.
Habitat : Hutan hujan tropis di Irian dan Pulau-pulau sekitarnya, Timur Laut Australia, sebelah selatan sampai Cardwell dan di Irian tempat pemukiman membentang sampai Hutan Sabana.
10. Perkutut Jawa
Klasifikasi : Ordo Collumbiformis, Familia Collumbidae.
Deskripsi : Berukuran kecil, panjang tubuhnya mencapai 21 cm, berwarna coklat, tubuh ramping, ekor panjang , kepala abu-abu, leher dan bagian sisi bergaris halus, punggung coklat dengan tepi hitam. Bulu sisi terluar dari ekor kehitaman dengan ujung putih. Iris dan paruh abu-abu, kaki merah jambu tua, mempunyai suara merdu, halus mengalir seperti siulan.
Perilaku : Menyukai ladang dan hutan dekat desa. Berpasangan atau dalam kelompok kecil. Makan di atas permukaan tanah. Kadang-kadang berkumpul untuk minum di sumber air, suka berkasih, saling membersihkan bulu di tempat terbuka. Mempunyai suara yang sangat merdu, halus dan mengalir seperti siulan.
Reproduksi : Bertelur dua butir. Sarang berbentuk datar. Musim kawin Januari-September.
Pakan : Burung ini di habitat aslinya makan biji-bijian dan insekta. Di Kebun Binatang Gembira Loka burung perkutut ini diberi pakan otek.
Habitat : Burung ini banyak dijumpai di dataran rendah Sumatera Timur dan Sumatera Selatan, sampai ketinggian 900 m. Di Jawa dan Bali sudah jarang ditemukan.
3.2.1.3. Reptilia
1. Biawak
Klasifikasi : Ordo Squamala, Familia Varanidae
Deskripsi : Biawak sangat menyerupai ular, dengan badan yang ramping, leher serta ekornya yang panjang dan lidah bercabang. Kepala besar ujung meruncing dan dapat ditegakan atau diangkat ke atas. Otaknya dilapisi tulang yang keras yang berguna untuk melindungi otak dari tekanan ketika menelan mangsanya yang besar. Hewan ini mempunyai gigi yang panjang. Berujung tunggal, agak melengkung dan kadang-kadang bergerigi pada sisi belakangnya. Kulitnya mempunyai warna coklat tua dan dapat bentukan melingkat seperti cincin berwarna kuning, dari dada sampai ekor. Hewan ini disebut juga biawak papua, dengan panjang tubuhnya bisa mencapai 4 meter.
Perilaku : Hewan ini mampu memanjat pohon dengan cekatan, karena dilengkapi dengan jari-jari yang amat kuat, tetapi juga perenang yang bagus. Ekornya digunakan untuk menjaga keseimbangan pada saat hewan berenang dan untuk mempertahankan diri dari musuh-musuhnya. Ekornya tidak dapat ditanggalkan seperti pada kadal-kadal lainnya. Biawak mampu menelan mangsa yang besar seperti yang dilakukan oleh ular.
Reproduksi : Berkembangbiak dengan cara bertelur. Telur-telurnya dimasukkan di sebuah lubang, ditimbun dengan pasir dan dedaunan. Penetasan terjadi dengan adanya pemanasan dari sinar matahari.setelah menetas anaknya akan keluar sendiri dari cangkangnya.
Pakan : Biawak bersifat predator, senang memangsa hewan lain apapun dapat dikalahkannya, hewan yang masih kecil akan memakan serangga sedangkan yang dewasa memakan mamalia, burung, reptilia lain dan telur juga, di KRKB Gembira Loka, hewan ini diberi pakan daging sapi, daging kuda.
Habitat : Biawak hidup di tepi-tepi sungaidan di kolam. Daerah penyebaran biawak yaitu di Asia Tenggara.
2. Soa-Soa
Klasifikasi : Ordo Squamata, Familia Agamidae
Deskripsi : Hewan ini mempunyai moncong panjang. Kepala kecil dan sebuah rigi longitudinal (crista longitudinal). Tubuh padat rigi punggung (crista dorsalis) berhubungan dengan crista longitudinal yang terdiri dari duri-duri. Ekor panjang lebih panjang dari 2 kali panjang tubuhnya. Rigi ekor (cristia caudalis) bagian depan pada yang jantan sangat tinggi, bagian tengah rendah dan bergerigi dada. Sedang ujung ekor tidak bergerigi. Warna di bagian atas zaitun, berselang-seling dengan warna hitam. Warna lapisan di bagian bahu hitam. Panjang tubuh 345 mm sedangkan panjang ekor 750 mm.
Perilaku : Soa-soa mampu mempertahankan suhu tubuhnya dengan cara silih berganti berbaring di matahari dan kemudian berteduh bila sudah merasa panas. Hewan jantan mempunyai dua penis (semi penis) tetapi pada saat populasi atau kawin hanya menggunakan satu penis saja. Hewan ini termasuk pemanjat yang ulum. Karena itu dilengkapi juga jari-jari kaki yang panjang dan kokoh. Mereka hidup berkelompok.
Reproduksi : Berkembangbiak dengan cara bertelur. Telur-telur tersebut diletakkan di dataran tepi sungai. Mereka diletakkan di dalam pasir dengan kedalaman 20 – 30 cm. Jumlah telur sebanyak 9 butir dengan ukuran rata-rata 34 mm.
Pakan : Soa-soa dewasa makanannya terdiri dari daun-daunan dan buah-buahan. Hewan yang masih muda memakan biji-bijian. Di KRKB Gembira Loka hewan ini diberi makan berupa sayur-sayuran.
Habitat : Hidup di pohon-pohon yang tumbuh di sekitar sungai atau kolam, maka hewan ini pandai berenang. Penyebarannya di Indonesia dan New Guinea.
3. Ular Sanca Bodo
Klasifikasi : Ordo Squamata, Familia Boidae
Deskripsi : Ular sanca bodo dapat dibedakan dengan ular sanca kembang dengan melihat adanya gambaran seperti ujung anak panah pada kepalanya. Gambaran tersebut berwarna coklat tua yang mengarah ke cungurnya. Lukisan pada kulit punggungnya berupa jaringan dengan mata jaring hampir berebentuk segi empat. Badannya juga lebih gemuk. Ular 1 meter termasuk ular besar yang dewasa panjang totalnya maksimum 8 meter hewan ini mempunyai taji yang kokoh terletak di dekat koaka. Berfungsi untuk berpegangan jika memanjat pohon. Ular sanca boda termasuk hewan yang tidak berbisa.
Perilaku : Ular ini senang berada di tempat yang tidak jauh dari air atau tempat lembab. Ular sanca bodo lebih suka berada di tanah dari pada bergelantung di pohon, akan tetapi sesekali dia akan memanjat pohon untuk mendapatkan sinar matahari guna menaikkan suhu tubuhnya. Hewan ini mematikan mangsanya dengan cara melilitkan tubuhnya. Meskipun hewan ini termasuk hewan nokturnal, namun mereka juga senang berkeliaran di siang hari.
Reproduksi : Hewan betina sekali bertelur bisa mencapai 40 butir. Telur-telur tersebut dierami oleh induknya selama 60 – 80 hari anak yang baru menetas akan keluar dari cangkangnya panjang anak yang baru menetas tersebut berkisar 60 – 70 cm.
Pakan : Satwan ini makan bermacam-macam hewan menyusui seperti tikus, luak, kera, dan hewan besar seperti babi hutan, rusa, dan kijang. Selain itu mereka makan pula burung dan ayam hutan di KRKB Gembira Loka hewan ini diberi makan 2 ekor bebek, pemberian dilakukan setiap dua minggu sekali.
Habitat : Hidup di hutan primer maupun hutan sekunder. Mereka juga suka hidup ditempat terbuka seperti sawah, maka sering disebut juga ular sawah. Penyebarannya di India dan Sri Lanka.
4. Kura-kura
Klasifikasi : Ordo Testudinae, Familia Ernydidae
Deskripsi : Reptil ini mempunyai garis-garis kuning di kepala dan lehernya serta terdapat satu garis merah di leher lurus dengan mata. Hewan jantan biasanya lebih kecil dari pada yang betina dan juga memiliki ekor lebih panjang serta, perisai perut yang lebih cekung. Kura-kura bisa hidup sampai 50 tahun lebih. Hewan ini tidak mempunyai gigi, namun rahangnya tertutup oleh semacam paruh dari tanduk yang dapat digunakan untuk mencabik makanannya. Perbedaan antara kura-kura dan penyu yaitu terletak pada struktur kakinya. Pada kura-kura, semua jari-jari kaki disatukan dengan struktur kaki berbentuk pentungan, hingga halnya cakarnya yang bisa terlihat.
Perilaku : Kura-kura sangat menyenangi sinar matahari, sehingga akan aktif bila ada sinat matahari. Apabila dimasukan dalam kandang tertutup, hewan ini akan malas dan akibatnya dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, tetapi apabila kandangnya diluar atau terbuka maka pertumbuhannya akan sangat bagus. Mereka hidup berkelompok dan dapat hidup bersama-sama dengan reptil jinak lainnya. Hidupnya berpindah-pindah, hingga dapat menempuh jarak 4500 km.
Reproduksi : Kura-kura berkembangbiak dengan cara bertelur. Betina membuat lubang di tanah untuk meletakkan telur-telurnya dan menimbunnya lagi.telur-telur tersebut tidak dierami oleh induknya. Betina dewasa tidak setiap tahun bertelur meskipun masih dalam masa reproduktif.
Pakan : Kura-kura berjalan sangat lambat sehingga makannya tertutama bahan-bahan nabati. Feses berbagai hewan pun juga dimakannya. Di KRKB Gembira Loka hewan ini diberi makan daging dan sayur-sayuran.
Habitat : Tempat tinggalnya di daerah-daerah yang lembab. Daerah penyebarannya dari Amerika Utara sampai Amerika Selatan.
5. Buaya Air Tawar Iran
Klasifikasi : Ordo Emidosauia, Familia Crocodilidae
Deskripsi : Perbedaan antara buaya air tawar irian dan buaya muara adalah adanya semacam tonjolan tulang yang serupa pada moncongnya, mesikupun lebih pendek dan tidak begitu menonjol, sisik tengkup tubuh sangat bagus dan juga sisik tulang pada punggungnya. Tungkai depan lebih panjang dari pada tungkai belakang. Jari jemari kedua tungkai memiliki selaput jaring. Ekornya mempunyai otot yang sangat kuat dan berfungsi sebagai alat pendorong bila berada dalam air. Gerigi teradapat pada punggung sampai ujung ekor, gerigi ini bagian ekor lebih tinggi dibanding bagian lainnya. Panjangnya bisa mencapai 5 meter.
Perilaku : Hewan ini lebih senang berada di air dari pada di darat. Pada musim kawin buaya jantan menguasai wilayah tertentu, dan ditandai dengan cara berputar-putar dan mengeluarkan suara meraung-raung mengelilingi wilayah tersebut. Pejantan akan berhenti memimpin suatu wilayah apabila sudah dikalahkan oleh pejantan yang menang dalam perkelahian. Hewan jantan tidak menyukai hewan betina yang kuat
Reproduksi : Spesies ini bereproduksi dengan cara bertelur dan fertilisasi di dalam betina bertelur 2 bulan setelah kawin dan perkawinan terjadi di dalam air. Sekali bertelur mencapai 100 butir atau lebih. Telur tersebut akan ditanam dalam tanah yang tinggi dan menetas setelah 2 ½ - 3 bulan
Pakan : Pada malam hari, buaya ini akan keluar dan mencari mangsa makanannya yaitu hewan-hewan yang datang kepadanya seperti serangga, katak, moluska, dan klustasea. Di KRKB Gembira Loka hewan ini diberi makan ayam. Pemberian pakan dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan jumlah 10% dari jumlah berat badannya.
Habitat : Tempat hidupnya di air tawar, tetapi kadang-kadang juga dapat hidup di air asin ataupun air payau. Penyebarannya di Papua Nugini, dan Pegunungan Philipina.
3.2.1.4. Pisces
1 Ikan Hantu
Klasifikasi : Ordo Cypriniformes, Familia Apteronotidae
Deskripsi : Ikan hantu bentuk tubuh memanjang seperti belut, tanpa sirip punggung dan sirip ekor. Warna tubuh biru gelap dengan sabuk-sabuk putih melingkar disirip ekor dan garis putih lebar dari dahi hingga dahu, sirip perut dan sirip anal menyatu berlanjut hingga sirip ekor. Pada waktu berenang untuk maju dan mundur, ini dengan gerakan bergelombang dari sirip sangat mengasikan jika dilihat. Tubuh ikan mempunyai organ yang mempunyai kekuatan listrik di sirip ekor. Jenis ikan ini yang masih muda aktif berenang. Naik turun mengelilingi media seperti kayu, atau tanaman air. Tubuh nampak pipih memanjang dari kepala ke arah ekor meruncing seperti penjol jika ikan ini menjungkir. Ikan ini dapat mencapai ukuran panjang 50 cm.
Perilaku : Ikan hantu hidup diperairan tawar yang sedikit asam, menyukai suasana gelap, diantara tumbuhan, jika dikasih tabung maka ikana hantu akan suka masuk ke dalamnya. Ikan ini lebih suka bersahabat dengan ikan lainnya, tidak suka menyerang, sering terlihat bergerak maju mundur dengan gerakan bergelombang sirip perut, anal dan ekor yang menyatu nampak indah sekali.
Reproduksi : Morfologi ikan hantu jantan dan betina nampak sulit dibedakan. Pembuahan telur oleh sperma dari induk jantan setelah telur diletakkan induk betina disubstrat seperti batu, tanaman air.
Pakan : Dihabitat aslinya ikan hantu tidak sulit terhadap jenis pakan, mengambil pakan kering, segar dan dalam keadaan hidup. Beberapa avertebrataseperti cacing udang rendah dan larva insekta dalam keadaan sadar. Di KRKB Gembira Loka selain diberi pakan alami juga diberi pakan buatan.
Habitat : Diperairan tawar yang tenang dan bersahabat. Ikan ini tersebar diperairan Amazon dan Suriname.
6. Arapaima
Klasifikasi : Ordo Osteoglossiformes,
Familia Osteoglosisdae
Deskripsi : Araparima (araparima gigas) ikan besar dan primitif dari lembah sungai amazon. Araparima adalah anggota terbesar dari famili osteglossidae atau ikan berlidah tulang yang merupakan ikan air tawar terbesar. Jenis strugeon dan beberapa catfish (lele-lelean) saja yang mampu menandingi ukurannya. Panjangnya dapat mencapai 2 – 3 meter. Badannya panjang berkelok, sedangkan sirip punggung dan sirip belakangnya terletak jauh kebelakang. Sisik-sisik di badan besar dan tebal, mulutnya tidak menonjol ke depan. Bagian depan badanya berwarna hijau perunggu tetapiu dekat ekor terdapat bercak-bercak jingga dan hijau.
Perilaku : Arapaima peka terhadap rangsangan, termasuk rangsangan ultra sonik. Sehingga bila kaget marah menubruk apa saja dan mengibaskan ekornya dengan kekuatan yang luar biasa. Arapaima cukup menawan ditempatkan dalam akuarium sekalipun mengesankan malas bergerak. Ikan arapaima dapat bersuara keras sekali dengan menghembuskan udara dan gelembung renangnya yang berfungsi sebagai paru-paru.
Reproduksi : Ikan arapaima pada masa berkembangbiak ikan jantan dan betina mencari tempat berpasir, kemudian membuat sarang. Ikan jantan akan menjaga telur-telur yang diletakkan disarang sampai telur menetas menjadi larva-larva.
Pakan : Arapaima gemar makan ikan bahkan ikan-ikan sebangsa ikan lele yang kulitnya tebal. Pakan yang paling disukai ikan arapaima termasuk kelompok ikan arwana. Diakuarium gembira loka selain diberikan pakan sebagai jenis ikan juga diberikan makanan tambahan seperti potongan hati sapi, potongan ikan yang dicacah, dan lain sebagainya.
Habitat : Arapaima hidup diperairan gelap, keadaan air yang cocok untuk memelihara ikan ini mempunyai derajat keasaman yang normal, dengan suhu 20 – 300 C.
7. Mono
Klasifikasi : Ordo Perciformes, Familia Monodacttylidae
Deskripsi : Ikan mono merupakan ikan yang berbentuk pipih, nampak sampaing bulat dengan mulut tampak runcing, sirip punggung dan sirip anal berbentuk seperti layer bagian depan melebar dan bagian belakang meruncing berakhir pada pangkal ekor, sirip ekor bercagak sirip dada dan sirip perut mereduksi, nampak berukuran kecil. Tubuh tertutup sisik-sisik berukuran kecil-kecil tersusun rapat berwarna silver. Tubuhnya terdapat garis hitam partikel melintang tubuh dua buah, yang berada di depan memotong mata dan yang dibelakang berlanjut hingga sirip anal. Pangkal ekor menyempit, linia leteralis tidak nampak. Ikan ini dapat mencapai ukuran 23 cm.
Perilaku : Ikan mono merupakan jenis ikan yang menyukai air tenang, hidup di permukaan, bergerak dengan tenang, dijumpai hidup dalam kelompok kecil. Ikan ini sangat suka bergerak dinatara tanaman air seperti ganggang, berburu dengan penyamaran yang baik, jika diperlukan ia akan bergerak dengan sangat cepat. Karena perilakunya yang indah maka jenis ikan ini baik dipelihara di dalam akuarium.
Reproduksi : Morfologi ikan mono jantan dan betina tidak mudah dibedakan. Belum ada catatan tentang reproduksi ikan mono.
Pakan : Dihabitat aslinya ikan mono lebih menyukai pakan dari jenis hewan yang berukuran kecil dan dalam keadaan hidup. Di KRKB Gembira Loka selain diberi pakan alami juga diberi pakan buatan.
Habitat : Diperairan dengan toleransi terhadap keasaaman dan kandungan garam, temperatur 23-250 C. Tersebebar di daerah Afrik Timur sampai Fiji
8. Aligator Moncong Pendek
Klasifikasi : Ordo Ceratodontiormes,
Familia Lepisosteidei
Deskripsi : Aligator moncong pendek termasuk jenis ikan yang primitif. Badan memanjang, ramping dengan dilapisi sisik-sisik tebal dan berkilauan berbentuk segi lima. Pada sisi atas kepala, sirip dan bagian belakang badan mempunyai bintik yang mencolok. Sirip punggung dan sirip dubur mempunyai pangkal yang pendek dan tempatnya jauh ke belakang. Posisi sirip adalah khas bagi ikan aligator moncong pendek yang perlu bergerak cepat untuk menyergap mangsanya, yakni dengan permukaan bagian yang mendapatkan dorongan air terletak di bagian tubuh yang paling belakang panjang ikan ini dapat mencapai 70 cm.
Perilaku : Hidup soliter (menyendiri) dan lebih suka diam. Ikan aligator moncong pendek umumnya bertabiat malas sebagian besar watunya dihabiskan berbaring dan beristirahat di bawah tumbuh-tumbuhan air atau batang pohon yang terendam air. Gerakannya hanya pelan dari sirip dada dan hanya bergerak cepat ketika menyerga pmusuh. Ikan ini cinta damai dan dapat hidup bersama dengan ikan besar lainnya.
Reproduksi : Dihabitat aslinya (Amerika Utara) pada bulan maret atau april. Aligator moncong pendek mencari tempat yang dangkal ditepi pantai yang banyak tumbuhannya untuk bertelur. Setelah 10 – 14 hari telur akan menetas.
Pakan : Ikan aligator moncong pendek dihabitat aslinya memakan ikan dengan menggunakan pukulan sisi yang cepat oleh rahang-rahangnya sedangkan diakuarium Gembira Loka ikan ini diberi makan ikan hidup.
Habitat : Hidup diperairan air tawar yang tenang, yang biasanya bersumpai dan terlihat bergerombol hidup di permukaan air.
9. Bala-Bala
Klasifikasi : Ordo Cypriniformes, Familia Cyprinidae
Deskripsi : Jenis ikan yang tahan hidup, gigi tidak berada di rahangnya, namun terdapat di tenggorokan. Karakteristik lainnya termasuk adanya sungut dan tidak adanya sirip lemak. Tubuhnya berbentuk oval memanjang, dengan kepala meruncing, warna keperak-perakan mengkilap bagian atas tubuh nampak gelap sedangkan bagian perut nampak terang. Sirip punggung meruncing seperti tanduk, sirip ekor berbentuk cagak, sirip anal dan sirip perut runcing, pola warna sirip kecuali sirrip dada dibagian tepi kearah saudal berwarna gelap kehitaman adapun sirip dada berwarna terang. Ukuran tubuhny dapat mencapai panjang 36 cm, diakuarium rata-rat hanya 13 cm.
Perilaku : Ikan ini bukan termasuk ikan hiu hanya namanya saja, jadi perilaku berbeda, justru nampak pendamai sesama ikan bahkan cenderung mudah ditangkap, berenang secara aktif bergerombol, lebih banyak waktunya dihabiskan dipermukaan hanya kadang didasar air untuk mendapatkan pakan. Ikan ini hidup pada air yang mempunyai keasaman netral oksigen cukup, suhu 24 – 260 C
Reproduksi : Jenis jantan sulit dibedakan dari yang betina perkawinan dilakukan setelah induk jantan dan betina matang gonat, telur yang telah dibuahi menempel pada subtract dan larva nampak berenang dikolam setelah 5 hari setelah perkawinan.
Pakan : Dihabitat aslinya ikan bala-bala memakan berbagai jenis ganggang dan tumbuhan lain, juga memakan beberapa jenis binatang tingkat rendah yang hidup di dalam kolam seperti anggota clustasea. Di KRKB Gembira loka selain diberi pakan alami juga diberi pakan buatan
Habitat : Diperairan tawar yang beriklim sedang cukup terlindungi dari sinar matahari. Ikan ini tersebar dari Indo-China hingga Sumatera dan Kalimantan.






BAB IV
PENUTUP

4.1. Simpulan
Berbagai jenis spesies-spesies yang ada di gembira loka yaitu terdiri dari Spesies Mamalia, Aves, Reptilia, dan Pisces. Masing-masing spesies mempunyai ciri dan tingkah laku yang berbeda-beda. Melihat dari ciri dan tingkah laku yang ada di masing-masing spesies, maka jenis makanannya pun bebeda mulai dari biji-bijian yang dimakan oleh Aves, Daging dimakan oleh Reptilia, makanan kecil atau makanan buatan yang dimakan oleh Pisces, dedaunan dan rumput hijaun dimakan oleh Mamalia. Tetapi, tidak semu jenis spesies-spesies hanya memakan satu makanan saja melainkan banyak sekali makanan yang dimakan.
Tingkat perkembangbiakan dari masing-masing spesies rata-rata dilakukan secara seksual atau secara kawin, karena banyak hewan yang melakukan hubungan seksual saat kawin. Jumlah anak yang dilahirkan dari masing-masing spesies berbeda-beda tergantung dari jenis spesies tersebut. Contohnya burung, burung bisa menetaskan anak lebih dari 3, sedangkan gajah hanya bisa melahirkan satu ekor anak saja.
Kulit ataupun bulu dari masing-masing spesies bervariasi ada yang dari bulu, kulit, sisik tergantung spesies tersebut. Contoh burung penutup badannya bulu, sedangkan ikan penutup badannya sirip.
Di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka hewan yang ada di dalamnya sangat bervaraisi sekali dan juga ada yang didatangkan dari luar negeri.
Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka selain melindungi dan melestarikan species-spesies juga melindungi dan melestarikan hewan-hewan lain yang sudah diambang kepunahan.

4.2. Saran
Setelah kami menyusun karya tulis ini, kami mencoba saran sebagai berikut :
1. Untuk pihak sekolah harus lebih mengarahkan siswa-siswinya kepada tujuan studi lapangan
2. Kepada pembimbing lebih sabar dalam membimbing siswa-siswinya dalam proses pembuatan karya tulis ini
3. Para rekan-rekan harus lebih aktif dalam berkonsultasi dengan guru pembimbing serta lebih bertanggung jawab dalam pelaksanaan studi lapangan
4. ditekankan pada semua pihak agar lebih baik dalam pelaksanaan studi lapangan yang akan datang




DAFTAR PUSTAKA

SMAN 1 Mangunjaya. 2010. Buku Panduan Studi Lapangan SMAN 1 Mangunjaya ke Jawa Tengan dan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Mangunjaya. SMAN 1 Mangunjaya.
Tirtodiprojo, KMT.A, dkk. 2008. Panduan Satwa Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka. Yogyakarta. Rejeki Yogyakarta.
















BIOGRAFI PENULIS

Nama : KITI NURHAYATI
TTL : Ciamis, 24 Juni 1993
Kelas : XI IPA 3
Alamat : Dusun Sukarenah RT.04 RW.07 Desa Padaherang
Kecamatan Padaherang Kabupaten Ciamis
Hoby : Dengerin musik nnnnn. Ngemil X yach
Cita-cita : Pengennya sich ..............jadi Perawat, he...he..he...

Nama : LENI APRIANTI
TTL : Ciamis, 16 April 1993
Kelas : XI IPA 3
Alamat : Dusun Gimbal RT.23 RW.04 Desa Mangunjaya
Kecamatan Mangunjaya Kabupaten Ciamis
Hoby : Dengerin Musik
Cita-cita : Pengennya sich ..............jadi Polwan, kali ye.... he...he..he...

Nama : NURFITRIANI
TTL : Ciamis, 15 Maret 1994
Kelas : XI IPA 3
Alamat : Dusun Pasirlaja RT.15 RW.03 Desa Mangunjaya
Kecamatan Mangunjaya Kabupaten Ciamis
Hoby : Dengerin Musik,,,,,, smsan getho lohhhh
Cita-cita : Pengennya sich .........adi Perawat, tapi tu juga lo klaksana
Nama : HENDRI SUTIAWAN
TTL : Ciamis, 19 Nopember 1994
Kelas : XI IPA 3
Alamat : Dusun Pasirlaja RT.15 RW.03 Desa Mangunjaya
Kecamatan Mangunjaya Kabupaten Ciamis
Hoby : Olah raga tangan zaaaa (meremas-remas) smsan........
Cita-cita : Pilot z yar tinggi heeeheeeeheeee.

Nama : IMAN ROHIMAN
TTL : Padaherang, 10 Agustus 1992
Kelas : XI IPA 3
Alamat : Blok Cilisung Dusun Bojonggenteng RT.08 RW.02
Ds. Kertajaya Kec. Mangunjaya Kab. Ciamis
Hoby : Main komputer and ngetikkk
Cita-cita : Ingin menjadi seorang Praja IPDN

Nama : RIAN HUDLI SURYANA
TTL : Tasikmalaya, 11 Desember 1992
Kelas : XI IPA 3
Alamat : Dusun Kedungkuda RT.04 RW.05 Desa Sukamaju
Kecamatan Mangunjaya Kabupaten Ciamis
Hoby : Main games, and olah raga
Cita-cita : Ingin menjadi seorang ABRI / TNI
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Aves

Gambar 1.2 Mamalia


Gambar 1.3 Reptilia












Gambar 1.4 Pisces
Gambar 1.5 Peta Lokasi Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka



Gambar 1.6 Peta Lokasi Dalam Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka

1 komentar: