Powered By Blogger

Selasa, 03 Mei 2011

Siswa Berprestasi

Nama : IMAN ROHIMAN

Unsur Intrinsik Cerpen

a. Tema : Pendidikan
b. Alur : Maju
c. Latar / setting : Sekolah, Rumah, Perjalanan, SMAN 3 Ciamis
d. Penokohan : Saya : Pekerja keras, rajin, tekun
                        Pak Hendra K, S.Pd. : Baik hati
                        Ayah : Baik hati
                        Kakak : Baik hati
                        Pak Fatkhurrohman, S.Pd. : Baik hati
e. Sudut Pandang : Orang pertama
f. Amanat : Sebagai pelajar, kita harus belajar dengan giat, jangan sampai kita berleha-leha, karena sesuatu yang akan kita capai tergantung dari perbuatan dan amal ibadah yang kita laksanakan di masa sekarang. Dan segala sesuatu harus dirancang dan direncanakan dengan matang, karena mustahil sesuatu akan terlaksana tanpa ada persiapan dan kesiapan.

Kobarkan Semangatmu !

Kesempatan yang paling indah yang saya dapatkan yaitu menjadi wakil SMAN 1 Mangunjaya untuk mengikuti Seleksi Siswa Berprestasi Tingkat Kabupaten Ciamis. Sebelum seleksi tersebut dilaksanakan ada beberapa tahapan yang harus diikuti. Mulai dari pengumpulan persyaratan hingga mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sebuah hasta karya.
Hari demi hari saya lalui dengan menghafal, membuat karya tulis, dan membuat hasta karya di rumah. Kegiatan tersebut membuat saya jenuh, karena sudah jauh-jauh hari kegiatan itu saya lakukan demi terwujudnya cita-cita saya, yaitu mengharumkan nama baik SMAN 1 Mangunjaya.
Persyaratan yang diberikan untuk Seleksi Siswa Berprestasi Tingkat Kabupaten Ciamis sangatlah banyak. Mulai dari pembuatan karya tulis dengan 3 (tiga) bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Sunda, sampai pembuatan hasta karya yang memakan waktu hingga beberapa hari. Hasta karya yang saya buat yaitu kipas angin yang terbuat dari bambu, karena mengingat banyaknya bambu yang rindang di sekitar halaman rumah.
Tat kala hari itu semakin dekat, yang saya bingungkan adalah bagaimana cara untuk membuat karya tulis dengan menggunakan Bahasa Inggris, karena Bahasa Inggris yang saya kuasai sangatlah minim. Untuk pembuatan karya tulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda sudah saya selesaikan dengan rapih, namun yang saya bingungkan bagaimana untuk pembuatan karya tulis dengan menggunakan Bahasa Inggris. Sambil memikirkan hal tersebut saya berjalan di lorong sekolah, sambil menghampiri Pak Hendra Kadarusman, S.Pd. :
“Pak, saya boleh minta tolong?”
“Ia man minta tolong apa?” jawab Pak Hendra.
“Saya ingin membuat karya tulis Bahasa Inggris, namun Bahasa Inggris yang saya kuasai sangatlah minim pak”
“Sekarang kamu sudah membuat karya tulis dalam Bahasa Indonesia belum? “ Tanya Pak Hendra.
“O, sudah Pak, ini saya bawa”
“Nah sekarang Bapak beritahu bagaimana cara untuk merubah karya tulis dari Bahasa Indonesia ini menjadi karya tulis dalam Bahasa Inggris” jawab Pak Hendra sambil tersenyum
“Ia Pak” jawab saya
“Sekarang mana kata-kata sulit yang kamu temukan untuk diterjemahkan dalam Bahasa Inggris” Tanya Pak Hendra
“Nah ini pak !, kata-kata yang tidak saya pahami” sambil menunjuk ke kata yang tidak paham
Setelah beberapa kali diberi arahan bagaimana cara untuk menterjemahkan kata-kata dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris, akhirnya saya pun bisa sedikit demi sedikit untuk menterjemahkan karya tulis tersebut. Dengan hati yang sabar dan bekerja keras, akhirnya saya pun bisa menyelesaikan karya tulis dalam Bahasa Inggris ini dengan baik.
Namun tak lepas dari itu, semua karya tulis yang tadi di buat harus diketik rapi dengan ketikan komputer kemudian dijilid dengan jilid yang telah ditentukan oleh panitia penyelenggara. Untuk tingkatan SMA harus dijilid dengan menggunakan jilid warna kuning kemudian disatukan dengan persyaratan yang lain menjadi sebuah portofolio.
Ketika bel sekolah berbunyi, saya pun bergegas pulang untuk menyelesaikan tugas yang mesti saya selesaikan dengan cepat, mengingat waktu pelaksanaan tinggal dua hari lagi. Di rumah, saya membuat hasta karya kipas bambu dengan dibantu oleh ayah saya. Kebetulan ayah saya mahir dalam membuat kipas bambu. Melihat ayah saya sedang santai, saya menghampiri ayah :
“Ayah, bagaimana cara untuk membuat kipas bambu?”
“Sekarang, ambil gergaji, golok, kemudian cari bambu yang tidak terlalu tua untuk dijadikan bahan pembuatan kipas” jawab ayah sambil menunjuk barang-barang yang perlu dipersiakan.
Setelah mendengar perintah dari ayah, saya pun langsung bergegas untuk mengambil gergaji, golok dan bambu yang tidak terlalu tua untuk dijadikan bahan pembuatan kipas bambu. Tak jauh dari rumah, saya melihat ada sepotong bambu yang berserakan, sapa pun langsung bergegas untuk mengambil bambu tersebut. Bambu tersebut saya bawa ke ayah untuk dirubah menjadi bahan utama pembuatan kipas bambu.
Satu demi satu bambu tersebut saya belah menjadi beberapa bagian hingga terpotong kecil-kecil, kemudian saya iris tipis-tipis seperti kertas, karena jika terlalu tebal, maka kipas bambu sangat sulit untuk digerakan. Semua bahan telah terkumpul saya pun memulai untuk menganyam hingga terbentuklah kipas bambu. Dengan kerja keras dan ketekunan akhirnya kipas bambu tersebut sudah rapi.
Hari semakin mendekati pada waktu pelaksanaan, saya dengan semangat menyelesaikan dokumen portofolio yang digunakan sebagai persyaratan mutlak untuk menjadi peserta seleksi. Dimulai dengan mengetik satu-demi satu karya tulis yang harus dibuat, dengan dibantu oleh kedua kakak saya. Ketika mengetik karya tulis, mata terasa sangat lelah sekali, karena tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 24.00 WIB. Akhirnya saya pun dengan cepat menyelesaikan karya tulis tersebut. Sesudah karya tulis tersebut selesai, saya masih harus membuat satu persyaratan lagi, yaitu membuat slide mengenai hasta karya yang dibuat. Dengan berfikir secara spontan, saya langsung mengungkapkan apa yang ada dalam benak pikiran saya untuk diketik. Akhirnya dengan waktu yang singkat saya hanya dapat membuat sepuluh buah slide untuk dijadikan presentasi hari esok pada saat Seleksi Siswa Berprestasi Tingkat Kabupaten Ciamis. Melihat waktu semakin larut malam, dan mengingat besok adalah waktu yang ditunggu untuk dilaksanakan seleksi, saya pun langsung bergegas tidur untuk istirahat.
Suara adzan shubuh terdengar, saya segera bangun kemudian mandi dan melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim melaksanakan shalat shubuh. Setelah shalat shubuh selesai, saya menyiapkan persyaratan untuk dimasukkan ke dalam tas, karena takut ada persyaratan yang tertinggal.
Hari sudah siang tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB, saya sudah menepati janji untuk tepat waktu hadir di sekolah pada waktu pukul 06.00 WIB. Saya bergegas untuk segera datang ke sekolah, ternyata di sekolah sudah ada Pak Fatkhurrohman dan Pak Hendra Kadarusman sudah menunggu.
Pak Fatkhurrohman ditugaskan oleh sekolah untuk mengantar peserta Seleksi Siswa dan Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Ciamis. Untuk siswa diwakili oleh saya sendiri dan untuk guru diwakili oleh Bapak Hendra Kadarusman, S.Pd. Setelah seluruh persyaratan dan kelengkapan di periksa, akhirnya saya bersama dengan kedua guru saya berangkat menuju SMAN 3 Ciamis tempat dimana penyeleksian dilaksanakan.
Di perjalanan, saya melihat berbagai kendaraan yang saling bersimpangan. Sambil melanjutkan perjalanan saya pun bercakap-cakap dengan kedua guru saya :
“Bagaimana man persiapan menghadapi seleksi ini?” tanya Pak Fatkhurrohman
“Ahlahmdulillah pak sudah saya persiapkan dengan sematang mungkin” jawab saya
“Kamu sudah bisa untuk pertanyaan Bahasa Inggris?” tanya Pak Hendra
“Belum sih pak, hanya sedikit-sedikit saja pak” jawab saya
“Ah kamu man, makannya rajin belajar!” kata Pak Hendra
“Ia pak saya akan meningkatkan prestasi saya pak” jawab saya
Sambil melihat situasi jalanan, saya tidak lupa untuk sedikit menghafal pelajaran yang sudah diberikan oleh Bapak dan Ibu Guru di sekolah, karena dalam tahap pertama setiap peserta akan diseleksi dengan mengisi seratus butir soal yang wajib dijawab untuk membuktikan siswa tersebut bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya atau tidak. Namun, sambil membaca buku-buku pelajaran, kepala saya terasa pusing, namun hal itu tidak menghalangi niat saya untuk belajar di dalam mobil.
Tak terasa, laju kendaraan sudah sampai di alun-alun Kota Ciamis, waktu penyeleksian sudah semakin dekat, saya pun segera bergegas untuk mempersiapkan administrasi-administrasi yang berhubungan dengan penyeleksian ini.
Pintu gerbang Kampus SMAN 3 Ciamis telah terlihat, jantung terasa berdetak semakin kencang. Saya bergegas untuk segera turun dari mobil dan menyiapkan map yang berisi formulir pendaftaran. Saya dengan Pak Hendra segera untuk mendaftarkan diri ke sekretariat pendaftaran. Saya mendapatkan urutan nomor peserta tiga belas, dan Pak Hendra mendapatkan nomor urut dua puluh satu. Saya dengan Pak Hendra segera mencari ruangan yang digunakan untuk tempat seleksi. Karena situasi dan tempat SMAN 3 Ciamis sangat luas, saya pun kebingungan mencari tempat dimana ruangan untuk menyeleksi tingkat SMA, mengingat tidak hanya tingkatan SMA saja, namun mulai dari tingkatan TK, SD, SMP, SMA, dan SMK, bahkan untuk tingkatan pendidik mulai dari Komite Sekolah, Penilik, dan Guru.
Sesampainya di ruang seleksi, saya berkenalan dengan peserta lain yang berasal dari berbagai SMA yang ada di Kabupaten Ciamis, saya sangat terkejut sekali melaihat hasta karya yang dibawa oleh peserta lain, karena peserta lain menggunakan teknologi sementara saya hanya membawa kipas bambu, namun hal itu tidak mengecilkan hati saya untuk berjuang mengharumkan nama baik SMAN 1 Mangunjaya.
Lonceng pun berunyi, tanda seleksi akan segera dimulai. Terlihat seorang guru membawa tumpukan soal yang segera dibagikan kepada seluruh peserta. Soal pun dibagikan kepada seluruh peserta. Saya segera menyiapkan peralatan-peralatan berupa pensil, penghapus, penggaris dan tip-ex untuk dipergunakan mengisi soal yang telah ada di depan mata.
Jumlah soal yang sangat banyak membuat seluruh peserta kebingungan untkuk mengerjakan karena waktu yang diberikan panitia kepada peserta untuk menyelesaikan seluruh soal hanya sembilan puluh menit, dengan jumlah soal sebanyak seratus soal. Dalam benak pikiran saya mustahil soal ini terselesaikan dalam waktu sembilan puluh menit. Namun akhirnya seluruh soal bisa terselesaikan dalam waktu sembilan puluh menit. Soal yang paling membuat saya bingung adalah soal pelajaran Fisika, Kimia, dan Bahasa Ingris. Pelajaran tersebut saya mengerti namun sangat sulit untuk diimplementasikan dalam soal tersebut.
Seleksi tahap pertama selesai, dilanjutkan pada seleksi tahap kedua. Yaitu pembuatan hasta karya yang dibuat di tempat. Melihat orang lain sedang mengerjakan, saya merasa iri karena orang lain sudah menggunakan teknologi untuk pembuatan hasta karya. Ada yang menggunakan seismograf, alat pendeteksi banjir, hingga pistol atau tembakan yang terbuat dengan menggunakan metode kimia.
Akhirnya seluruh peserta telah di uji oleh penguji satu persatu hingga masing-masing individu menunjukkan kemampuan masing-masing. Ada jeda waktu yang diberikan panitia kepada para peserta untuk makan dan beristirahan sejenak, menunggu hasil dari seleksi tahap pertama dan kedua. Nilai dari portofolio, seleksi tahap pertama dan kedua seluruhnya digabungkan dan dikalkulasikan sehingga mendapatkan nilai dari masing-masing peserta. Seluruh peserta telah beristirahat dan memakan makananan yang dibawa dari rumah masing-masing, dan disana disediakan makanan bagi seluruh peserta.
Bel berbunyi tanda bahwa akan diumumkan siswa-siswi yang lulus mengikuti babak selanjutnya, dan kepada yang tidak disebutkan namanya maka dipersilahkan untuk kembali ke sekolahnya masing-masing. Jantung terasa berdetak lebih kencang, karena menunggu pengumuman siapa yang akan masuk ke babak selanjutnya mengingat hanya lima orang perwakilan saja yang akan diambil untuk mengikuti tahap selanjutnya.
Akhirnya panitia pun masuk dan mengumumkan, bahwa siswa-siswi yang maju ke babak selanjutnya adalah dari SMA yang berada di wilayah Ciamis Kota yaitu SMAN 1, 2, 3, Ciamis, SMAN 1 Cihaurbeuti dan SMA Arisalah. Seluruh peserta dipersilahkan untuk pulang terkecuali siswa-siswi yang namanya tadi disebutkan melanjutkan ke babak selanjutnya. Dengan rasa sangat hancur dan sedih saya pun bergegas untuk mencari Pak Fatkhurrohman, saya pun menghampiri Pak Fatkhurromhan :
“Pak, maaf saya telah gagal menjalankan amanat dari sekolah”
“Memangnya kamu dapat urutan berapa man?” tanya Pak Fatkhurroman
“Saya hanya mendapat urutan lima belas pak” jawab saya
“Tidak apa-apa man itu merupakan kebanggaan dan prestasi yang sudah kamu dapatkan” jawab Pak Fatkhurrohman
“Ia pak terima kasih” jawab saya
Sesudahnya saya bercakap-cakap dengan Pak Fatkhurrohman, saya dan Pak Fatkhurrohman mencari Pak Hendra, karena Pak Hendra masuk dalam lima besar, ucapan syukur alhamdulillah saya ucapkan. Setelah bertemu dengan Pak Hendra, kami pun beristirahat, bercakap-cakap dan makan makanan yang kami bawa. Saya bertanya kepada Pak Hendra :
“Mau pulang kapan pak?”
“Nanti saja menunggu pengumuman, Bapak merasa penasaran dengan hasil yang Bapak dapatkan” jawab Pak Hendra
“Apa tidak terlalu sore pak, jika kita pulang menunggu pengumuman?”
“Insyaallah tidak” jawab Pak Hendra
Kami pun bersedia untuk menunggu pengumuman hasil dari seleksi tadi. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya hasil pun diumumkan dan Pak Hendra menadapatkan Juara 3.
Setelah mendengar hal tersebut, saya bersama kedua Guru saya bergegas untuk pulang, karena waktu sudah menunjukkan pukul 18.30 WIB. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan untuk segera pulang ke Mangunjaya. Diperjalanan, saya tertidur sangat pulas sekali, karena hujan yang sangat deras membuat tidur saya sangat pulas sekali. Namun di tengah perjalanan saya terbangun dan merenung, kenapa saya tidak bisa masuk dalam lima besar tadi?. Terpikir dalam benak pikiran saya, mungkin saya kurang dalam belajar. Prestasi saya harus lebih ditingkatkan. Jangan hanya main ataupun bermain hal-hal yang tidak berguna untuk masa depan.
Melihat hujan sangat deras di luar, dan perjalanan masih jauh, kegiatan yang saya lakukan di mobil adalah mendengarkan musik, mengingat situasi , kondisi dan cuaca yang ada pada saat itu adalah hujan yang sangat deras. Jarak ke Mangunjaya semakin dekat, saya pun bergegas untuk menyiapkan barang-barang yang tadi saya bawa untuk dipersiapkan dibawa pulang ke rumah, guna sebagai kenang-kenangan di masa yang akan datang.
Sesampainya di Mangunjaya, saya langsung bergegas ke Kampus SMAN 1 Mangunjaya, karena kendaraan yang saya bawa berada di Sekolah. Dan kedua Guru saya bergegas pulang ke rumah masing-masing untuk melaksanakan istirahat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar